Sabtu, 14 Januari 2012

20 ADAB BERBUAL


1. Semua perbualan haruslah bertujuan kebaikan. “Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Muslim)

2. Jelas dalam perkataan. “Bahawasanya perkataan Rasulullah SAW itu selalu jelas sehingga mampu difahami oleh semua yang mendengar.” (HR Abu Daud)

3. Tidak berbual kosong dan bercakap besar. “Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari kiamat ialah orang yang banyak perbualan sia-sia dan berlagak dalam berbicara.” (HR Tirmizi dan dihasankannya).

4. Tidak terlalu banyak cakap kerana khuatir membosankan yang mendengar.
“Ibnu Mas’ud r.a. senantiasa mengajar kami setiap hari Khamis, maka berkata seorang lelaki: ‘Wahai Abu Abdurahman (gelaran Ibnu Mas’ud)! Mahukan anda mengajar kami setiap hari?’ Maka jawab Ibnu Mas’ud : ‘Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku khuatir ia membosankan kalian, kerana akupun pernah meminta yang demikian pada Nabi SAW dan beliau menjawab khuatir membosankan kami.’” (Muttafaq ‘alaih)

5. Mengulangi kata-kata yang penting jika perlu. Daripada Anas r.a. bahawa Nabi SAW jika berbicara maka baginda SAW mengulanginya 3 kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila baginda SAW mendatangi rumah seseorang maka baginda SAW pun mengucapkan salam 3 kali. (HR Bukhari)

6. Menghindari ucapan yang batil.  “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diredhai Allah SWT yang ia tidak mengira akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh Allah SWT keredhaan-Nya bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah SWT mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat.” (HR Tirmizi dan ia berkata hadis hasan sahih juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah).

7. Menjauhi perdebatan sengit. “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan kerana terlalu banyak berdebat.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Dan dalam hadis lain disebutkan sabda Nabi SAW: “Aku jamin rumah di dasar syurga bagi mereka yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah syurga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bergurau, dan aku jamin rumah di puncak syurga bagi yang baik akhlaknya.” (HR Abu Daud).

8. Menjauhi kata-kata keji, mencela dan melaknat. “Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji.” (HR Tirmizi dengan sanad sahih)

9. Menghindari banyak bergurau. “Sesungguhnya seburuk-buruk orang di sisi Allah SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.” (HR Bukhari)

10. Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelaran yang buruk. “Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya)

11. Menghindari dusta. “Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara ia berdusta, jika ia berjanji ia mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat.” (HR Bukhari)

12. Menghindari mengumpat dan mengadu domba. “Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling mengumpat satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Muttafaq ‘alaih)

13. Berhati-hati memuji dengan niat membodek, berdasarkan hadis Nabi SAW dari Abdurrahman bin Abi Bakrah dari bapanya berkata: Ada seorang yang membodek orang lain di depan orang tersebut, maka kata Nabi SAW: “Awas, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu!” (2 kali), lalu kata baginda SAW: “Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga Allah mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun di sisi Allah, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya.” (HR Muttafaq ‘alaih dan ini adalah lafaz Muslim). Dan dari Mujahid dari Abu Ma’mar berkata:  Berdiri seseorang memuji di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: Nabi SAW memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar membodek. (HR Muslim)

14. Penolakan terhadap sesuatu yang tidak dipersetujui haruslah dalam keadaan tetap menghormati, suara yang lembut serta tidak meninggikan suara.

15. Penolakan harus penuh dengan dalil dan nasihat. 

16. Penolakan hendaklah dimulai dengan menyampaikan sisi benarnya terlebih dahulu sebelum mengomentari yang salah.

17. Penolakan tidak bertentangan dengan syariat.

18. Hal yang dibicarakan hendaknya merupakan hal yang penting dan dapat dilaksanakan dan bukan sesuatu yang belum terjadi.

19. Ketika menolak hendaknya dengan memperhatikan tingkat ilmu lawan bicara, tidak berbicara di luar kemampuan lawan bicara yang dikhuatirkan menjadi fitnah bagi diri dan agamanya.

20. Saat menolak hendaknya menjaga hati dalam keadaan bersih, dan menghindari kebencian serta penyakit hati.    

0 ulasan: